Sabtu, 06 Februari 2016

MAKALAH PARAGRAF


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Mempelajari bahasa adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan berbahasa seseorang baik kemampuan berbahasa lisan serta kemampuan berbahasa tulisan. Bahasa telah dikenal oleh masyarakat zaman dahulu,  kita bisa melihat dari peniggalan-peninggalan artefak zaman aksara dalam bentuk prasasti. Tingkat kepemahaman seseorang dalam berkomunikasi lisan maupun tulisan menjadi tolak ukur untuk menentukan tingkat kompetensi berbahasa kita pada zaman bahasa saat ini. menjadi perbedaan yang sangat mendasar tentang kemampuan continue yang didapat melalui tulisan sedangkan informasi lisan tidak akan        bertahan terlalu lama karena keterbatasan  ingatan manusia.  Kemampuan berbahasa tulisan sangat penting karena berbahasa lisan dan tulisan sangat berbeda cara menyampaikannya dengan gaya penyampaian yang berbeda pula, dalam  berkomunikasi, sesuatu hal dapat disampaikan secara mudah melalui lisan tapi belum tentu  tersampaikan secara mudah melalui tulisan, jadi kemampuan menulis dan memahami maksud dari suatu  tulisan itu sangat penting dan menjadi dasar kepahaman seseorang dari suatu  maksud yang terkandung didalamnya.
Sebuah tulisan dapat disajikan dengan  kata-kata yang menerangkan suatu maksud  penulis tentang suatu informasi yang ingin disampaikan dalam bentuk kata-kata yang disusun menjadi sebuah kalimat dan kalimat tersebut menjadi sebuah  paragraf  tertentu yang mempunyai topik yang ingin disampaikan penulis, paragraf merupakan bentuk suatu komunikasi berbentuk tulisan yang dalam penulisan maupun pemaknaanya perlu pemahaman yang khusus agar informasi yang ingin disampaikan oleh penulis paragraf tersampaikan dan tepat sasaran.
Maka dari itulah mempelajari dan memaknai sebuah paragraf agar mendapatkan informasi yang ingin disampaikan penulis sangat penting untuk kita pelajari dan menjadi alasan  mengapa makalah ini ditulis untuk dapat memberikan ilmu yang kita butuhkan  untuk dapat memahami dari suatu bacaan terkhusus sebuah paragraf.

B.     Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian paragraf?
2. Bagaimanakah struktur paragraf?
3. Bagaimanakah syarat-syarat pembentuk paragraf?
4. Bagaimanakah jenis paragraf?
5. Bagaimanakah pola pengembangan paragraf?
                                 
C.    Tujuan
1. Menjelaskan pengertian paragraf.
2. Menjelaskan struktur paragraf.
3. Menjelaskan syarat-syarat pembentuk paragraf.
4. Menjelaskan jenis paragraf.
5. Menjelaskan pola-pola pengembangan paragraf.


















BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Paragraf
           Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut (Arifin, 2010:115). Paragraf juga disebut sebagai sebuah karangan mini yang bermaksud semua bentuk karya tulisan semua ada pada paragraf (Rahardi, 2009:110). Paragraf merupakan bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan fikiran utama sebagai topik, dan diakhiri dengan kalimat konklusi. (Widjono, 2012:224)  Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah, dua, tiga bahkan lebih dari itu. Walaupun demikian, didalam sebuah paragraf tidak akan satupun kalimat tersebut memperbincangkan masalah lain diluar dari topik paragraf sekurang-kurangnya masi bertalian erat dengan masalah itu.
            Jadi, pertautan yang terjadi antara kalimat satu dengan kalimat lainnya mengandalkan terjadinya kepaduan dan kesatuan unsur- unsur yang membangun paragraf itu, itulah kenapa dipersyaratkan bahwa paragraf itu harus merupakan untaian-untain kalimat yang sistematis susunannya, utuh dan padu pertaliannya makna dan bentuknya. Pemahaman yang berbeda ihwal paragraf menegaskan bahwa untaian kalimat-kalimat yang membentuk paragraf itu harus dapat digunakan untuk mengungkapkan pikiran-pikiran atau ide-ide yang jelas.

Contoh sebuah paragraf
             Sampah selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula jalan pemecahannya dirancang. Namun, keterbatasan-keterbatasan yang kita miliki tetap menjadikan sampah sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar berlangsung, penimbunan tanah terus terjadi. Hal ini mengundang keprihatinan kita karena masalah sampah banyak sedikitnya mempunyai ikatan dengan masalah pencemaran air dan banjir. Selama pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir, dan pengolahan sampah belum dilaksanakan dengan baik, selama itu pula sampah menjadi masalah.

B.      Struktur Paragraf
             Struktur atau rangka sebuah paragraf terdiri dari sebuahh kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Dengan kata lain, apabila dalam sebuah paragraf terdapat lebih dari sebuah kalimat topik, paragraf ini tidak termasuk paragraf yang baik. Kalimat-kalimat di dalam paragraf itu harus saling mendukung, saling menunjang, kait berkait satu dengan yang lainnya.
Topik paragraf adalah pikiran utama didalam sebuah paragraf (Arifin dan Tasai, 2010:115). Semua pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini. Pikiran utama inilah yang menjadi topik persoalan atau pokok pebicaraan. Oleh sebab itu, ia kadang-kadang disebut juga gagasan pokok didalam sebuah paragraf. Dengan demikian, apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf, itulah topik paragraf. Topik paragraf dijabarkan dalam kalimat topik atau kalimat penjelas.
Karena topik merupakan pikirn utama dalam sebuah paragraf, kalimat topik merupakan kalimat adalah kalimata utama dala paragraf itu. Karena setiap paragraf hanya mempunyai sebuah topik, paragraf itu tentu hanya memiliki sebuah kalimat utama. Kalimat utama bersifat umum. Ukuran keumumannya sebuah kalimat terbatas pada paragraf itu saja . adakalanya sebuah kalimat yang kita anggap umum akan berubah menjadi kalimat yang khusus apabila paragraf itu diperluas.
 Penempatan kalimat topik dalam karangan yang terdiri dari dari beberapa paragraf dapat dilakukan secara bervariasi, pada awal, akhir, awal akhir, tengah, dan tersirat dari bagian paragraf.

C.     Syarat-Syarat Pembentuk Paragraf
            Paragraf yang baik harus memenuhi syarat kesatuan, kepaduan, konsistensi penggunaan sudut pandang, ketuntasan, dan keruntutan,

1.      Kesatuan Paragraf
Untuk menjamin adanya kesatuan paragraf, setiap paragraf hanya berisikan satu pikiran. Paragraf dapat berupa beberapa kalimat. Tetapi, seluruhnya harus merupakan kesatuan , tidak satu kalimatpun yang sumbang, yang tidak mendukung kesatuan paragraf. Jika terdapat kalimat sumbang, paragraf akan rusak kesatuannya.

(1) Tanaman perlu perawatan. (2) Merawat tanaman dapat dilakukan dengan cara member pupuk, menyirami setiap hari, dan menyiangi rumput yang menggangu pertumbuhannya. (3) Rumput ada yang dijadikan obat. (4) Tanaman akan tumbuh dengan baik apabila perawatan tanaman dilakukan dengan sungguh-sungguh.Second
2.      Keterpaduan
Paragraf dinyatakan terpadu jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang saling mengait. Keterkaitan kalimat dalam paragraf menghasilkan kejelasn gagasan. Keterkaitan kalimat itu menghasilkan keterpaduan paragraf menjadi satu kesatuan konsep, pikiran, atau pendapat yang utuh dan kompak. Keterkaitan itu dapat dibanguun melalui repetisi (Pengulangan) kata kunci atau sinonim, kata ganti, kata transisi dan bentuk parallel.

Remaja mempunyai banyak potensi untuk dikembangkan. Remaja terkadang tidak menyadari bahwa ia memiliki banyak kelebihan yang bisa digali dan diberdayakan guna menyongsong masa depan. Mereka perlu bantuan untuk dimotivasi dan diberi wawasan. Anak-anak muda lewat potensinya adalah penggengam masa depan yang lebih baik dari para pendahulunya.

3.      Konsistensi Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam karangannya. Dalam cerita, pengarang sering menggunakan sudut pandang aku  seolah-olah menceritakannya dirinya sendiri. Selain itu, pengarang dapat menggunakan sudut pandang dia atau ia  seolah-olah menceritakan dia. Dalam karangan ilmiah, pengarang menggunakan penulis. Sekali menggunakan sudut pandang tersebut harus menggunakannya secara konsisten dan tidak boleh berganti sejak awal hingga akhir.

4.      Ketuntasan
Yaitu kesempurnaan membahas materi secara menyeluruh dan utuh. Hal itu harus dilakukan karena pembahasan yang tidak tuntas akan menghasilkan simpulan yang salah, tidak sahih, dan tidak valid.

5.      Keruntutan
Adalah penyusunan urutan gagasan, konsep, pemikiran, dan lain-lain dalam karangan. Gagasan demi gagasan disajikan secara runtut. Karangan yang runtut enak dibaca, dapat dipahami dengan mudah, dan menyenangkan pembacanya. (Aleka,2010:212-223)

D.     Jenis-Jenis Paragraf
Kita dapat berbicara tentang paragraf dari berbagai sudut pandang dalam makalah ini akan dibahas jenis-jenis paragraf berdasarkan tempat dan fungsinya, bentuk unit tulisandan berdasarkan sudut pandang dan cara penalaran

1.      Berdasarkan sudut pandang tempat dan fungsinya
a.       Paragraf Pengantar
Agar dapat dibukakan pintu hatinya. Mengetuk pintu dan mengucapkan Tamu harus mengetuk pintu agar tuan rumah membukakan pintu baginya. Pengarang ingin “bertamu” ke “rumah” pembaca. Pengarang harus mengetuk pintu hati pembaca sepada bila akan bertamu kepada pembaca berfungsi sebagai pengantar. Anda mengadakan pameran. Anda ingin para tamu dapat menikmati sepenuhnya pameran itu. Anda akan mengantar para tamu, entah dengan menggunakan panduan entah dengan menggunakan pengantar. Pengantar itu berfungsi untuk memberitahukan latar belakang, masalah tujuan, anggapan dasar, menggugah minat dan gairah orang lain untuk mengetahui lebih banyak. (Widjono, 2012:243)


Fungsi paragraf pengantar
1.    Menunjukkan persoalan yang mendasari masalah
2.    Menarik minat pembaca dengan mengungkapkan latar belakang, pentingnya pemecahan masalah, dan
3.    Menyatakan tesis yaitu ide sentral karangan yang akan dibahas, menyatakan pendirian (pernyataan maksud) sebagai persiapan kea rah pendirian selengkapnya sampai dengan akhir karangan.

Upaya yang dilakukan untuk menarik minat pembaca
a.       Menyampaikan berita hangat
b.      Menyampaikan anekdot
c.       Memberikan latar belakang, suasana, atau karakter
d.      Memberikan contoh konkret berkenaan dengan pokok pembicaraan
e.       Mengawali karangan dengan suatu pernyataan yang tegas
f.       Menyentak pembaca dengan pertanyaan yang tajam
g.      Menyentak dengan perbandingan, analogi, kesenjangan kontras
h.      Mengungkapkan isu materi yang belum terungkap (bukan masalah gaib)
i.        Mengungkapkan peristiwa yang luar biasa
j.        Mendebarkan pembaca dengan suatu suspensi

Contoh paragraf pengantar

Buku yang berjudul Bahasa Indonesia, Materi Ajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi ini merupakan materi ajar yang dikumpulkan sejak awal penulis menjadi dosen pada tahun 1981 hingga 2004. Setiap materi disusun dalam bentuk satuan acara perkuliahan dan diwujudkan kedalam bentuk transparan untuk setiap tatap muka. Kumpulan pengalaman ini kiranya diperlukan oleh mahasiswa.


b.    Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang atau paragraf isi sesungguhnya berisi inti atau esensi pokok beserta seluruh jabarannya dari sebuah karya tulis itu sendiri. Dengan paragraf pengantar, para pembaca budiman sesungguhnya dibawa dan diarahkan untuk dapat masuk kedalam paragraf-paragraf pengembang ini. Ukuran dari paragraf pengembang tidak pernah ditentukan dalam sebuah karya ilmiah. Bisa jadi, paragraf  pengembang yang berpanjang –panjang sama sekali tidak dapat menyampaikan esensi dari karangan atau tulisan itu.
Demikian sebaliknya, paragraf pengembangan yang hanya pendek saja tidak dapat digunakan  sebagai peranti dan justifikasi untuk mengatakan bahwa paragraf pengembang itu tidak baik. Jadi, yang menjadi parameter atau ukuran itu adalah ketuntasan pemaparan atau penguraian tema karangan atau tulisan itu. (Widjono, 2012:246)

Contoh paragraf pengembang
Kurikulum dikembangkan dengan pendekatan berbasis kompetensi agar lulusan pendidikan nasional memiliki keunggalan kompetitif. Pertimbangan lainnya adalah agar system pendidikan nasional dapat merespon secara proaktif berbagai  perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, seni, dan pemenuhan tuntutan masyarakat dan karakteristik peserta didik dan tetap memiliki fleksibilitas dalam melaksanakan kurikulum yang berdiversifikasi (Suwandi, 2003:3).

c.         Paragraf Penutup
Paragraf penutup bertugas mengakhiri sebuah tulisan atau karangan. Semua karangan pasti diakhiri dengan paragraf penutup untuk menjamin bahwa permasalahan yang dipampang pada awal paragraf karangan itu terjawab secara jelas, tegas dan tuntas di dalam paragraf-paragraf pengembang, dan simpulkan atau ditegaskan kembali di dalam paragraf penutup. Jadi isi paragraf penutup itu dapat berupa simpulan atau penegasan kembali pemaparan yang telah disajikan sebelumnya. Atau, adakalanya pula sebuah paragraf penutup berisi rangkuman dari perincian-perincian jabaran yang telah dilakukan sebelumnya di dalam bagian isi karangan atau tulisan. (Widjono, 2012:248)

Contoh paragraf penutup
Harapan besar bangsa agar situasi nasional tidak terhegemoni oleh kepentingan penguasa, kita gantungkan salah satunya kepada agamawan organic.

2.      Berdasarkan bentuk unit tulisan
a.       Paragraf narasi
Merupakan paragraf yang bertujuan utnuk menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sehingga pembaca seolah-olah mengalami kejadian itu.

Contoh paragraf
Setelah selesai belajar, Damar rebahan di tempat tidurnya. Ia mengambil sebuah buku berwarna hitam di bawah bantalnya. Sebuah bolpoint sudah terselip dalam buku itu. Damar membuka halaman demi halaman dari buku itu. Di halaman yang masih kosong, ia menulis sesuatu. Ia mulai mengungkapkan perasaannya seharian ini.

b.      Paragraf deskripsi
Merupakan paragraf yang menggambarkan sebuah objek dengan tujuan agar para pembaca melihat sendiri objek yang digambarkannya.

Contoh paragraf
Kali kecil di depan rumah temanku terlihat sangat kotor. Warna airnya hitam pekat dan berminyak. Di pinggir kali, tampak pula tumpukan sampah yang umumnya berupa kantong plastik dan botol plastik bekas. Kotoran-kotoran itu terlihat menghambat laju air mengalir dan membuat air tergenang. Dari genangan air itu, tercium bau busuk yang menyengat hidung.

c.       Paragraf eksposisi
Merupakan paragraf yang menyajikan sejumlah pengetahuan dan informasi. Tujuannya adalah agar para pembaca mendapat pengetahuan dan informasi yang sejelas-jelasnya.

Contoh paragraf
Parangtritis adalah nama desa di kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di desa ini terdapat pantai Samudera Hindia yang terletak kurang lebih 25 km sebelah selatan kota Yogyakarta. Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal di Yogyakarta selain objek pantai lainnya seperti Samas, Baron, Kukup, Krakal dan Glagah. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya gunung-gunung pasir yang tinggi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa disebut gumuk. Objek wisata ini sudah dikelola oleh pihak pemda Bantul dengan cukup baik, mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar yang menjajakan souvenir khas Parangtritis. Selain itu ada pemandian yang disebut parang wedang konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit kulit, air dari pemandian tersebut mengandung belerang yang berasal dari pengunungan di lokasi tersebut. Air panas dari parang wedang dialirkan ke pantai parangtritis untuk bilas setelah bermain pasir dan juga mengairi kolam kecil bermain anak-anak. Di Parangtritis ada juga ATV, kereta kuda & kuda yang dapat disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke barat. selain itu juga parangtritis sebagai tempat untuk olahraga udara/aeromodeling



d.      Paragraf argumentasi
Merupakan paragraf yang mengemukakan suatu alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan.

Contoh paragraf
Kerusakan alam merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh umat manusia pada era modern ini. Hampir setiap hari kita selalu disuguhi berita berbagai macam bencana, seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, dan kebakaran hutan. Bencana alam tersebut memakan korban nyawa dan harta. Tumbuhan dan hewan tidak berdosa pun menjadi korban. Peristiwa ini merupakan akibat pola hidup sebagian besar manusia modern yang tidak ramah lingkungan.

e.       Paragraf persuasi
Merupakan paragraf yang bertujuan untuk meyakinkan para pembaca terhadap sesuatu.

Contoh paragraf
Pantai Parangtritis memang memiki keindahan eksotis yang membuat wisatawan ramai berkunjung, tetapi juga sering menelan korban. Yang disayangkan, sebagian masyarakat Indonesia masih saja menganggap peristiwa tersebut berkaitan dengan hal-hal mistis, yakni dikarenakan Ratu Pantai Selatan meminta tumbal. Padahal, ada penjelasan ilmiah di balik musibah tersebut. Para praktisi ilmu kebumian menegaskan bahwa penyebab utama hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai Parangtritis, Bantul, adalah akibat terseret rip current. Dengan kecepatan mencapai 80 kilometer per jam, arus balik tidak hanya kuat, tetapi juga mematikan. Jadi, banyaknya korban tenggelam tidak ada kaitannya sama sekali dengan anggapan para masyarakat. Ali Susanto, Komandan SAR Pantai Parangtritis, juga menambahkan bahwa disepanjang Pantai Parangtritis juga banyak terdapat palung (pusaran air) yang tempatnya selalu berpindah-pindah dan sulit diprediksi. Kondisi inilah yang sering banyak menimbulkan korban mati tenggelam. Oleh karena itu, selayaknya warga masyarakat tidak lagi percaya hal-hal gaib dan bisa mengedepankan penalaran logika atau akal sehat.

3.      Berdasarkan sudut pandang dan cara penalaran
a.       Paragraf Deduktif
Merupakan bentuk paragraf dimana kalimat topik atau gagasan pokoknya terdapat di awal paragraf.

Contoh pragraf
  Pemakaian bahasa Indonesia di seluruh Indonesia dewasa ini belum dapat dikatakan seragam. Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, dan ucapan terlihat dengan mudah. Pemakiaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah. Di lingkungan persuratkabaran, radio, dan televisi sudah terjaga dengan baik. Para pemuka kitapun pada umumnya belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Fakta-fakta di atas menunjukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.

b.      Paragraf Induktif
Merupakan bentuk paragraf dimana kalimat topik atau gagasan pokoknya terdapat di akhir paragraf.

Contoh paragraf
Lebaran masih seminggu lagi, tetapi harga sembako seperti beras, gula, minyak, tepung, telur, dan lain-lain telah naik secara signifikan. Makanan yang biasanya dikonsumsi dalam merayakan Lebaran seperti roti, sirup, dan lain-lain melonjak harganya. Bahan pakaian dan pakaian jadi untuk berlebaran, seperti busana muslimah, baju koko, kopiah, kerudung, sajadah, dan sejenisnya pun tidak ketinggalan dari kenaikan harga yang cukup tinggi. Kenaikan harga barang-barang selalu terjadi menjelang Lebaran pada setiap tahun.

c.       Paragraf deduktif-induktif
Merupakan bentuk paragraf dimana kalimat topik atau gagasan pokoknya terdapat di awal dan akhir paragraf.

Contoh paragraf
Buku merupakan sarana utama dalam mencari ilmu. Bagaimana orang bisa mengetahui ilmu dari berbagai belahan dunia. Dari buku pula kita bisa menambah pengetahuan maupun pengalaman. Jelaslah bahwa buku sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia.

d.      Paragraf ineratif
Merupakan bentuk paragraf dimana kalimat topik atau gagasan pokoknya terdapat di tengah paragraf.

Contoh paragraf
Sepulang mudik, mobil Saipul Jamil mengalami kecelakaan di Tol Padalarang Km 97 arah Jakarta. Malang baginya, kecelakaan itu menewaskan istri tercintanya, Virginia. Saipul sendiri dan beberapa penumpang lainnya selamat walau luka-luka. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula, musibah yang dialami Saipul bak tak ada hentinya. Ia ditetapkan sebagai tersangka atas musibah yang dialaminya. Padahal, Saipul sudah bersumpah, dia tidak dalam keadaan mengantuk. Saat peristiwa kecelakaan terjadi, ia dalam kondisi bugar.





e.       Paragraf tanpa kalimat topik
Contoh paragraf
Enam puluh tahun yang lalu, pagi-pagi tanggal 30 Juni 1908, suatu benda cerah tidak dikenal melayang menyusur lengkungan langit sambil meninggalkan jejak kehitam-hitaman dengan disaksikan oleh paling sedikit seribu orang di pelbagai dusun Siberi Tengah. Jam menunjukkan pukul 7 waktu setempat. Penduduk desa Vanovara melihat benda itu menjadi bola api membentuk cendawan membubung tinggi ke angkasa, disusul ledakan dahsyat yang menggelegar bagaikan guntur dan terdengar sampai lebih dari 1000 km jauhnya. (Intisari, Feb.1996 dalam Keraf, 1980:74)
E.      Pengembangan Paragraf
                 Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kalimat topik. Dengan demikian, dalam karangan itu kita harus mengembangkan beberapa paragraf demi paragraf. Oleh karena itu, kita harus hemat menempatkan kalimat topik, satu kalimat mengandung sebuah kalimat topik.
                 Paragraf harus diuraikan dan dikembangkan oleh para penulis atau pengarang dengan variatif. Sebuah karangan ilmiah bias mengambil salah satu model pengembangan atau bisa pula mengombinasikan beberapa model sekaligus. Berikut ini setiap model pengembangan paragraf itu akan dipaparkan maksudnya. (Kunjana, 2009:129)

1.      Pengembangan Ilmiah
     Pengembangan paragraf yang berciri alamiah didasarkan pada fakta spasial kronologi. Jadi, pengembangan itu harus setia pada urutan tempat, yakni dari titik tertentu menuju titik yang tertentu  pula dalam sebuah dimensi deskripsi. Adapun yang dimaksud dengan setiap pada urutan waktu adalah bahwa pengembangan itu harus bermula dari titik waktu tertentu dan berkembang terus sampai pada titik waktu selanjutnya. Deskripsi objek tertentu, deskripsi data, dongeng, atau narasi yang lainnya, mengadopsi model pengembangan alamiah yang demikian ini.

Contoh paragraf
Arva membuka pintu kelasnya perlahan- lahan. Dilihatnya sebuah jendela yang terbuka. Di bawah jendela, tampak sebuah meja guru yang memakai taplak putih. Di atas taplak putih itu ada sebuah vas bunga dari kayu. Vas bunga tersebut bergambar beberapa kuntum bunga matahari seperti bunga yang ada didalamnya.

2.      Pengembangan Deduksi-Induksi
     Pengembangan paragraf dengan model deduksi dimulai dari sesuatu gagasan yang sifatnya umum dan diikuti dengan perincian-perincian yang sifatnya khusus dan terperinci. Sebalikmya yang dimaksud dengan pengembangan paragraf dalam model induksi adalah pengembangan yang dimulai dari hal-hal yang sifatnya khusus, mendetail, terperinci, menuju hal-hal yang bersifat umum. Jadi, model-model pengembangan yang disebutkan terakhir ini sejalan dengan alur berfikir yang pernah disampaikan pada bab sebelumnya, yaitu berpikir dalam kerangka deduktif, induktif maupun abduktif.

Contoh paragraf
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa teh mempunyai banyak manfaat. Mengonsumsi teh secara teratur dapat mencegah kanker meskipun tidak terlalu besar. The juga menguatkan tulang dan mencegahpertumbuhan plak di permukaan gigi sehingga mencegah gigi berlubang. Tidak hanya memenuhi kebutuhan cairan tubuh seperti air putih, the juga melawan penyakit jantung.

3.      Pengembangan Analogi
     Pengembangan paragraf secara analogis lazimnya dimulai dari sesuatu yang sifatnya umum, sesuatu yang banyak dikenal oleh publik, sesuatu yang banyak dipahami kebenarannya oleh orang dengan sesuatu yang masih baru, sesuatu yang belum banyak dipahami publik. Dengan cara analogi yang demikian itu di harapkan orang akan menjadi lebih mudah dalam memahami dan menangkap maksud dari sesuatu yang hendak disampaikan dalam paragraf itu. Jadi, tujuan dari analogi itu sesungguhnya adalah untuk memudahkan pemahaman pembaca, sehingga sesuatu yang masih kabur, masih samar-samar, bahkan mungkin sesuatu yang sangat sulit, bisa menjadi lebih mudah ditangkap dan gampang dipahami.

     Contoh paragraf
Dalam suatu persahabatan harus terjalin hubungan yang terikat erat dan tidak saling membohongi satu sama lainnya. Ibaratnya untuk tidak seperti musang berbulu domba.Harus saling menjaga kepercayaan masing masing.

4.      Pengembangan Klasifikasi
Paragraf  yang dikembangkan dengan mengikuti prinsip klasifikasi juga akan dapat memudahkan pembaca dalam memahami isinya. Dengan cara klasifikasi itu, maka tipe-tpe yang sifatnya khusus atau spesifik akan dapat ditemukan. Sesuatu yang sifatnya kolosal, sangat besar, sangat umum akan bisa sangat sulit untuk dapat dipahami oleh pembaca jika tidak ditipekan atau diklasifikasikan terlebih dahulu. Paragraf yang dikembangkan dengan cara yang demikian ini akan sangat memudahkan  pembaca  karena kelas-kelasnya jelas, tipe-tipenya juga sangat jelas, pengkelasan atau penipean itu dapat dilakukan dengan bermacam-maacam cara, mungkin berdasarkan kesamaan karakternya, kesamaan bentuknya, kesamaan cirri dan sifatnya, dan selanjutnya.

Contoh paragraf
Enam puluh tahun yang lalu, pagi-pagi tanggal 30 Juni 1908, suatu benda cerah tidak dikenal melayang menyusur lengkungan langit sambil meninggalkan jejak kehitam-hitaman dengan disaksikan oleh paling sedikit seribu orang di pelbagai dusun Siberi Tengah. Jam menunjukkan pukul 7 waktu setempat. Penduduk desa Vanovara melihat benda itu menjadi bola api membentuk cendawan membubung tinggi ke angkasa, disusul ledakan dahsyat yang menggelegar bagaikan guntur dan terdengar sampai lebih dari 1000 km jauhnya. (Intisari, Feb.1996 dalam Keraf, 1980:7

5.      Pengembangan Komparatif dan Kontrastif
Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan dengan cara diperbandingkan dimensi-dimensi kesamaannya. Kesamaan itu bisa cirinya, karakternya, tujuannya, bentuknya dan seterusnya. Pembandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi kesamaannya untuk mengembangkan paragraf yang demikian ini dapat disebut dengan model pengembangan komperatif. Sebaliknya perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi perbedaannya dapat disebut dengan perbandingan kotrastif.

Contoh paragraf
Pemerintah telah menyediakan listrik dengan tarif yang murah. Setiap orang dapat menjadi pelanggan dengan tidak banyak mengeluarkan biaya. Berbeda halnya dengan petromaks. Meskipun sama-sama membutuhkan bahan bakar, tetapi energi yang dihasilkan petromaks sangat kecil jika dibandingkan dengan pembangkit listrik biasa. Petromaks hanya digunakan di desa-desa, sedangkan listrik terdapat di kota-kota.

6.      Pengembangan Sebab-Akibat
Sebuah paragraf dapat dikembangkan dengan model sebab-akibat atau sebaliknya akibat-sebab. Pengembangan paragraf dengan cara demikian ini juga lazim disebut sebagai pengembangan yang sifatnya rasional. Dikatakan sebagai pengembangan nyang sifatnya rasional karena lazimnya orang berfikir berawal berawal dari sebab-sebab dan bermuara kepada akibat-akibat. Atau sebaliknya dapat juga pengembangan itu berangkat dari akibat-akibat terlebih dahulu,n kemudian beranjak kepada sebab-sebabnya. Karya-karya ilmiah yang lazim menggunakan model pengembangan paragraf yang disebutkan terakhir ini.



Contoh paragraf
Seharusnya Negara kita, Indonesia bisa dan harusnya lebih maju di bandingkan negara-negara lain di Asia tenggara dalam bidang sepakbola. Padahal kita memiliki kualitas pemain yang tak kalah bagusnya dari Negara lain. Akibatnya kita masih kalah dengan Thailand yang padahal liga sepakbola lokalnya kalah jauh dari Negara kita. Oleh karena itu kita perlu mengoreksi diri demi memajukkan sepakbola kita.

7.      Pengembangan Klimaks-Antiklimaks
Paragraf dapat dikembangkan pula dari puncak-puncak peristiwa yang sifatnya kecil-kecil dan beranjak besar terus maju kedalam puncak peristiwa yang paling besar atau paling besar atau paling optimal, kemudian berhenti di puncak yang paling optimal tersebut. Akan tetapi, adapula paragraf yang pengembangannya masih diteruskan ke dalam tahapan penyelesain selanjutnya, yaitu antiklimaks. Model pengembangan paragraf yang disebutkan terakhir ini sangat tidak lazim ditemukan di dalam karya ilmiah. Kebanyakan narasi atau cerita serta dongeng-dongeng pengantar tidur menerapkan model pengembangan paragraf yang demikian ini.

Contoh paragraf
Komputer selalu mengalami perkembangan yang significant dari generasi ke generasi, penemuan-penemuan dari para ahli adalah salah satu fator munculnya teknologi masa depan tersebut. Komputer generasi pertama memiliki ukuran yang sangat besar dan selain itu belum memiliki fungsi lain selain untuk mengetik.Pada tahun 1948 adalah perkembangan komputer generasi kedua yang di tandai dengan pengecilan ukuran komputer. Pertumbuhan komputer generasi ketiga pada tahun 1958 yang membuat komputer semakin bersahabat dan nyaman di gunakan karena selain ukurannya yang semakin mengecil juga di ikuti dengan penemuan sofware-sofware dari beberapa perusahaan komputer. Dan pada tahun 1980, tepatnya perkembangan generasi komputer keempat di temukan sebuah chip yang mampu mewakili ratusan komponen penting komputer yang membuat komputer semakin kecil dan canggih, di abad inilah juga komputer di desain untuk keperluan komersial sehingga terjangkau untuk semua pihak.
        Perkembangan komputer generasi kelima ( komputer masa depan) adalah teknologi yang sedang kita nikmati sekarang, dimana komputer berfungsi di berbagai bidang, seperti bisnis, kesehtan, pendidikan dan sebagainya . dan komputer dapat berada di genggaman. Bahkan perusahaan Apple sudah meluncurkan Tablet yang merupakan pencetus teknologi masa depan

8.      Pengembangan dengan cara contoh dan definisi
Dengan mengemukakan contoh-contoh dari apa yang dimaksud oleh paragraf bisa dijadikan salah satu cara untuk mengembangkan sebuah paragraf dan juga mendefinisikan suatu istilah juga termasuk salah satu cara dalam pengembangan paragraf.

Contoh paragraf pola pengembangan definisi
Adik saya seorang gamer. Gamer itu sendiri adalah pemain game, atau bisa di bilang maniak nge-game. Jadi gamer itu merupakan orang yang selalu atau senang memainkan game di komputer atau playstation sejenisnya.




BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut, sebuah paragraf memiliki struktur-struktur yang berhubungan dengan topik dari suatu paragraf tersebut dapat dibedakan menjadi lima kelompok yaitu paragraf deduktif, induktif, deduktif-induktif, topiknya di tengah paragraf, dan tersirat. Sebuah paragraf yang baik harus memenuhui syarat-syarat tertentu yaitu, kesatuan paragraf, keterpaduan, konsistensi sudut pandang, ketuntasan , dan keruntutan. Paragraf dibagi beberapa jenis menurut fungsinya, yaitu paragraf pembuka, paragraf isi dan paragraf penutup dan paragraf lainnya. Dalam mengembangkan sebuah paragraf sangat banya cara yang bisa dilakukan yaitu, Pengembangan ilmiah, pengembangan deduksi-induksi, pengembangan analogi, pengembangan klasifikasi, pengembangan komparatif dan kontrastif, pengembangan sebab-akibat, pengembangan klimaks-antiklimaks, pengembangan dengan cara contoh dan definisi. Banyak sekali pembagian serta pembelajaran dari paragraf namun kita perlu menyaring dari karya-karya yang menjelaskan tentang paragraf agar kita dapat memahami dengan jelas hakikat dari sebuah paragraf.

B.     Saran
          Setelah membaca makalah ini banyak informasi dan pembelajaran yang dapat kita ambil untuk dapat menerapkan dalam lingkungan masing-masing, saran kami sebagai penulis makalah ini aadalah, bagi siswa/i sekolah menengah atas/kejuruan, sekolah menengah pertama, dan sekolah dasar agar dapat menerapkan kaedah penulisan dan pemaknaan paragraf yang benar, kemudian kepada para mahasiswa kami menyarankan agar dapat mempraktekkan ilmu paragraf ini terutama bagi mahasiswa yang mempunyai bakat menjadi seorang penulis, wartawan dan profesi lainnya yang berhubungan dengan tulis menulis yang mengikuti kaedah penulisann paragraf, dan terakhir penulis sampaikan saran pula kepada para pengajar baik guru maupun dosen agar dapat membimbing siswa/i, dan mahasiswa/i untuk dapat memahami, membuat paragraf dengan baik dan benar sesuai kaedah penulisan yang berlaku.