BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Mempelajari
bahasa adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan berbahasa seseorang baik
kemampuan berbahasa lisan serta kemampuan berbahasa tulisan. Bahasa telah
dikenal oleh masyarakat zaman dahulu, kita bisa melihat dari peniggalan-peninggalan
artefak zaman aksara dalam bentuk prasasti. Tingkat kepemahaman seseorang dalam
berkomunikasi lisan maupun tulisan menjadi tolak ukur untuk menentukan tingkat
kompetensi berbahasa kita pada zaman bahasa saat ini. menjadi perbedaan yang
sangat mendasar tentang kemampuan continue
yang didapat melalui tulisan sedangkan informasi lisan tidak akan bertahan terlalu lama karena keterbatasan
ingatan manusia. Kemampuan berbahasa tulisan sangat penting
karena berbahasa lisan dan tulisan sangat berbeda cara menyampaikannya dengan
gaya penyampaian yang berbeda pula, dalam berkomunikasi, sesuatu hal dapat disampaikan
secara mudah melalui lisan tapi belum tentu tersampaikan secara mudah melalui tulisan,
jadi kemampuan menulis dan memahami maksud dari suatu tulisan itu sangat penting dan menjadi dasar
kepahaman seseorang dari suatu maksud
yang terkandung didalamnya.
Sebuah tulisan
dapat disajikan dengan kata-kata yang
menerangkan suatu maksud penulis tentang
suatu informasi yang ingin disampaikan dalam bentuk kata-kata yang disusun
menjadi sebuah kalimat dan kalimat tersebut menjadi sebuah paragraf tertentu yang mempunyai topik yang ingin
disampaikan penulis, paragraf merupakan bentuk suatu komunikasi berbentuk
tulisan yang dalam penulisan maupun pemaknaanya perlu pemahaman yang khusus
agar informasi yang ingin disampaikan oleh penulis paragraf tersampaikan dan
tepat sasaran.
Maka dari itulah
mempelajari dan memaknai sebuah paragraf agar mendapatkan informasi yang ingin
disampaikan penulis sangat penting untuk kita pelajari dan menjadi alasan mengapa makalah ini ditulis untuk dapat
memberikan ilmu yang kita butuhkan untuk
dapat memahami dari suatu bacaan terkhusus sebuah paragraf.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah pengertian paragraf?
2. Bagaimanakah struktur paragraf?
3. Bagaimanakah syarat-syarat pembentuk paragraf?
4. Bagaimanakah jenis paragraf?
5. Bagaimanakah pola pengembangan paragraf?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian paragraf.
2. Menjelaskan struktur paragraf.
3. Menjelaskan syarat-syarat pembentuk paragraf.
4. Menjelaskan jenis paragraf.
5. Menjelaskan pola-pola pengembangan paragraf.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Paragraf
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang
membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf
memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk
gagasan atau topik tersebut (Arifin, 2010:115). Paragraf juga disebut sebagai
sebuah karangan mini yang bermaksud semua bentuk karya tulisan semua ada pada
paragraf (Rahardi, 2009:110). Paragraf merupakan bagian dari suatu karangan
yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan
fikiran utama sebagai topik, dan diakhiri dengan kalimat konklusi. (Widjono,
2012:224) Sebuah paragraf mungkin
terdiri atas sebuah, dua, tiga bahkan lebih dari itu. Walaupun demikian,
didalam sebuah paragraf tidak akan satupun kalimat tersebut memperbincangkan
masalah lain diluar dari topik paragraf sekurang-kurangnya masi bertalian erat
dengan masalah itu.
Jadi,
pertautan yang terjadi antara kalimat satu dengan kalimat lainnya mengandalkan
terjadinya kepaduan dan kesatuan unsur- unsur yang membangun
paragraf itu, itulah kenapa dipersyaratkan bahwa paragraf itu harus merupakan
untaian-untain kalimat yang sistematis susunannya, utuh dan padu pertaliannya
makna dan bentuknya. Pemahaman yang berbeda ihwal paragraf menegaskan bahwa
untaian kalimat-kalimat yang membentuk paragraf itu harus dapat digunakan untuk
mengungkapkan pikiran-pikiran atau ide-ide yang jelas.
Contoh sebuah paragraf
Sampah selamanya selalu memusingkan.
Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula jalan pemecahannya
dirancang. Namun, keterbatasan-keterbatasan yang kita miliki tetap menjadikan
sampah sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar berlangsung,
penimbunan tanah terus terjadi. Hal ini mengundang keprihatinan kita karena
masalah sampah banyak sedikitnya mempunyai ikatan dengan masalah pencemaran air
dan banjir. Selama pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir, dan pengolahan
sampah belum dilaksanakan dengan baik, selama itu pula sampah menjadi masalah.
B.
Struktur Paragraf
Struktur atau rangka sebuah paragraf
terdiri dari sebuahh kalimat topik dan
beberapa kalimat penjelas. Dengan
kata lain, apabila dalam sebuah paragraf terdapat lebih dari sebuah kalimat topik,
paragraf ini tidak termasuk paragraf yang baik. Kalimat-kalimat di dalam
paragraf itu harus saling mendukung, saling menunjang, kait berkait satu dengan
yang lainnya.
Topik paragraf
adalah pikiran utama didalam sebuah
paragraf (Arifin dan Tasai, 2010:115). Semua pembicaraan dalam paragraf itu
terpusat pada pikiran utama ini. Pikiran utama inilah yang menjadi topik
persoalan atau pokok pebicaraan. Oleh sebab itu, ia kadang-kadang disebut juga
gagasan pokok didalam sebuah paragraf. Dengan demikian, apa yang menjadi pokok
pembicaraan dalam sebuah paragraf, itulah topik paragraf. Topik paragraf
dijabarkan dalam kalimat topik atau kalimat penjelas.
Karena topik
merupakan pikirn utama dalam sebuah paragraf, kalimat topik merupakan kalimat
adalah kalimata utama dala paragraf itu. Karena setiap paragraf hanya mempunyai
sebuah topik, paragraf itu tentu hanya memiliki sebuah kalimat utama. Kalimat
utama bersifat umum. Ukuran keumumannya sebuah kalimat terbatas pada paragraf
itu saja . adakalanya sebuah kalimat yang kita anggap umum akan berubah menjadi
kalimat yang khusus apabila paragraf itu diperluas.
Penempatan kalimat topik dalam karangan yang
terdiri dari dari beberapa paragraf dapat dilakukan secara bervariasi, pada
awal, akhir, awal akhir, tengah, dan tersirat dari bagian paragraf.
C.
Syarat-Syarat Pembentuk
Paragraf
Paragraf yang baik harus memenuhi syarat
kesatuan, kepaduan, konsistensi penggunaan sudut pandang, ketuntasan, dan
keruntutan,
1.
Kesatuan
Paragraf
Untuk menjamin
adanya kesatuan paragraf, setiap paragraf hanya berisikan satu pikiran.
Paragraf dapat berupa beberapa kalimat. Tetapi, seluruhnya harus merupakan
kesatuan , tidak satu kalimatpun yang sumbang, yang tidak mendukung kesatuan
paragraf. Jika terdapat kalimat sumbang, paragraf akan rusak kesatuannya.
(1) Tanaman perlu perawatan. (2) Merawat tanaman
dapat dilakukan dengan cara member pupuk, menyirami setiap hari, dan menyiangi
rumput yang menggangu pertumbuhannya. (3) Rumput ada yang dijadikan obat.
(4) Tanaman akan tumbuh dengan baik apabila perawatan tanaman dilakukan dengan
sungguh-sungguh.Second
2.
Keterpaduan
Paragraf
dinyatakan terpadu jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang saling mengait.
Keterkaitan kalimat dalam paragraf menghasilkan kejelasn gagasan. Keterkaitan
kalimat itu menghasilkan keterpaduan paragraf menjadi satu kesatuan konsep,
pikiran, atau pendapat yang utuh dan kompak. Keterkaitan itu dapat dibanguun
melalui repetisi (Pengulangan) kata kunci atau sinonim, kata ganti, kata
transisi dan bentuk parallel.
Remaja mempunyai banyak potensi
untuk dikembangkan. Remaja terkadang tidak menyadari bahwa ia memiliki banyak
kelebihan yang bisa digali dan diberdayakan guna menyongsong masa depan. Mereka
perlu bantuan untuk dimotivasi dan diberi wawasan. Anak-anak muda lewat
potensinya adalah penggengam masa depan yang lebih baik dari para pendahulunya.
3.
Konsistensi
Sudut Pandang
Sudut pandang
adalah cara penulis menempatkan diri dalam karangannya. Dalam cerita, pengarang
sering menggunakan sudut pandang aku seolah-olah menceritakannya dirinya sendiri.
Selain itu, pengarang dapat menggunakan sudut pandang dia atau ia seolah-olah menceritakan dia. Dalam karangan
ilmiah, pengarang menggunakan penulis. Sekali
menggunakan sudut pandang tersebut harus menggunakannya secara konsisten dan
tidak boleh berganti sejak awal hingga akhir.
4.
Ketuntasan
Yaitu
kesempurnaan membahas materi secara menyeluruh dan utuh. Hal itu harus
dilakukan karena pembahasan yang tidak tuntas akan menghasilkan simpulan yang
salah, tidak sahih, dan tidak valid.
5.
Keruntutan
Adalah
penyusunan urutan gagasan, konsep, pemikiran, dan lain-lain dalam karangan.
Gagasan demi gagasan disajikan secara runtut. Karangan yang runtut enak dibaca,
dapat dipahami dengan mudah, dan menyenangkan pembacanya. (Aleka,2010:212-223)
D. Jenis-Jenis
Paragraf
Kita
dapat berbicara tentang paragraf dari berbagai sudut pandang dalam makalah ini
akan dibahas jenis-jenis paragraf berdasarkan tempat dan fungsinya, bentuk unit
tulisandan berdasarkan sudut pandang dan cara penalaran
1.
Berdasarkan
sudut pandang tempat dan fungsinya
a.
Paragraf
Pengantar
Agar dapat
dibukakan pintu hatinya. Mengetuk pintu dan mengucapkan Tamu harus mengetuk
pintu agar tuan rumah membukakan pintu baginya. Pengarang ingin “bertamu” ke
“rumah” pembaca. Pengarang harus mengetuk pintu hati pembaca sepada bila akan
bertamu kepada pembaca berfungsi sebagai pengantar. Anda mengadakan pameran.
Anda ingin para tamu dapat menikmati sepenuhnya pameran itu. Anda akan
mengantar para tamu, entah dengan menggunakan panduan entah dengan menggunakan
pengantar. Pengantar itu berfungsi untuk memberitahukan latar belakang, masalah
tujuan, anggapan dasar, menggugah minat dan gairah orang lain untuk mengetahui
lebih banyak. (Widjono, 2012:243)
Fungsi paragraf
pengantar
1.
Menunjukkan
persoalan yang mendasari masalah
2.
Menarik
minat pembaca dengan mengungkapkan latar belakang, pentingnya pemecahan
masalah, dan
3.
Menyatakan
tesis yaitu ide sentral karangan yang akan dibahas, menyatakan pendirian
(pernyataan maksud) sebagai persiapan kea rah pendirian selengkapnya sampai
dengan akhir karangan.
Upaya yang dilakukan
untuk menarik minat pembaca
a.
Menyampaikan
berita hangat
b.
Menyampaikan
anekdot
c.
Memberikan
latar belakang, suasana, atau karakter
d.
Memberikan
contoh konkret berkenaan dengan pokok pembicaraan
e.
Mengawali
karangan dengan suatu pernyataan yang tegas
f.
Menyentak
pembaca dengan pertanyaan yang tajam
g.
Menyentak
dengan perbandingan, analogi, kesenjangan kontras
h.
Mengungkapkan
isu materi yang belum terungkap (bukan masalah gaib)
i.
Mengungkapkan
peristiwa yang luar biasa
j.
Mendebarkan
pembaca dengan suatu suspensi
Contoh paragraf
pengantar
Buku yang berjudul Bahasa Indonesia,
Materi Ajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi ini
merupakan materi ajar yang dikumpulkan sejak awal penulis menjadi dosen pada
tahun 1981 hingga 2004. Setiap materi disusun dalam bentuk satuan acara
perkuliahan dan diwujudkan kedalam bentuk transparan untuk setiap tatap muka.
Kumpulan pengalaman ini kiranya diperlukan oleh mahasiswa.
b.
Paragraf
Pengembang
Paragraf
pengembang atau paragraf isi sesungguhnya berisi inti atau esensi pokok beserta
seluruh jabarannya dari sebuah karya tulis itu sendiri. Dengan paragraf
pengantar, para pembaca budiman sesungguhnya dibawa dan diarahkan untuk dapat
masuk kedalam paragraf-paragraf pengembang ini. Ukuran dari paragraf pengembang
tidak pernah ditentukan dalam sebuah karya ilmiah. Bisa jadi, paragraf pengembang yang berpanjang –panjang sama
sekali tidak dapat menyampaikan esensi dari karangan atau tulisan itu.
Demikian sebaliknya, paragraf
pengembangan yang hanya pendek saja tidak dapat digunakan sebagai peranti dan justifikasi untuk mengatakan
bahwa paragraf pengembang itu tidak baik. Jadi, yang menjadi parameter atau
ukuran itu adalah ketuntasan pemaparan atau penguraian tema karangan atau
tulisan itu. (Widjono, 2012:246)
Contoh paragraf
pengembang
Kurikulum dikembangkan dengan pendekatan berbasis
kompetensi agar lulusan pendidikan nasional memiliki keunggalan kompetitif.
Pertimbangan lainnya adalah agar system pendidikan nasional dapat merespon
secara proaktif berbagai perkembangan
informasi, ilmu pengetahuan, seni, dan pemenuhan tuntutan masyarakat dan
karakteristik peserta didik dan tetap memiliki fleksibilitas dalam melaksanakan
kurikulum yang berdiversifikasi (Suwandi, 2003:3).
c.
Paragraf
Penutup
Paragraf penutup
bertugas mengakhiri sebuah tulisan atau karangan. Semua karangan pasti diakhiri
dengan paragraf penutup untuk menjamin bahwa permasalahan yang dipampang pada
awal paragraf karangan itu terjawab secara jelas, tegas dan tuntas di dalam paragraf-paragraf
pengembang, dan simpulkan atau ditegaskan kembali di dalam paragraf penutup.
Jadi isi paragraf penutup itu dapat berupa simpulan atau penegasan kembali
pemaparan yang telah disajikan sebelumnya. Atau, adakalanya pula sebuah paragraf
penutup berisi rangkuman dari perincian-perincian jabaran yang telah dilakukan
sebelumnya di dalam bagian isi karangan atau tulisan. (Widjono, 2012:248)
Contoh paragraf penutup
Harapan besar bangsa agar situasi
nasional tidak terhegemoni oleh kepentingan penguasa, kita gantungkan salah
satunya kepada agamawan organic.
2.
Berdasarkan
bentuk unit tulisan
a.
Paragraf
narasi
Merupakan paragraf yang
bertujuan utnuk menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sehingga pembaca
seolah-olah mengalami kejadian itu.
Contoh paragraf
Setelah selesai belajar, Damar rebahan
di tempat tidurnya. Ia mengambil sebuah buku berwarna hitam di bawah bantalnya.
Sebuah bolpoint sudah terselip dalam buku itu. Damar membuka halaman demi
halaman dari buku itu. Di halaman yang masih kosong, ia menulis sesuatu. Ia
mulai mengungkapkan perasaannya seharian ini.
b.
Paragraf
deskripsi
Merupakan paragraf yang
menggambarkan sebuah objek dengan tujuan agar para pembaca melihat sendiri
objek yang digambarkannya.
Contoh paragraf
Kali kecil di depan rumah temanku
terlihat sangat kotor. Warna airnya hitam pekat dan berminyak. Di pinggir kali,
tampak pula tumpukan sampah yang umumnya berupa kantong plastik dan botol
plastik bekas. Kotoran-kotoran itu terlihat menghambat laju air mengalir dan
membuat air tergenang. Dari genangan air itu, tercium bau busuk yang menyengat
hidung.
c.
Paragraf
eksposisi
Merupakan paragraf yang
menyajikan sejumlah pengetahuan dan informasi. Tujuannya adalah agar para
pembaca mendapat pengetahuan dan informasi yang sejelas-jelasnya.
Contoh paragraf
Parangtritis adalah nama desa di
kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di desa ini terdapat
pantai Samudera Hindia yang terletak kurang lebih 25 km sebelah selatan kota
Yogyakarta. Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal di
Yogyakarta selain objek pantai lainnya seperti Samas, Baron, Kukup, Krakal dan
Glagah. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak terdapat pada
objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya gunung-gunung
pasir yang tinggi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa disebut gumuk.
Objek wisata ini sudah dikelola oleh pihak pemda Bantul dengan cukup baik,
mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar yang menjajakan souvenir khas
Parangtritis. Selain itu ada pemandian yang disebut parang wedang konon air di
pemandian dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit
kulit, air dari pemandian tersebut mengandung belerang yang berasal dari
pengunungan di lokasi tersebut. Air panas dari parang wedang dialirkan ke
pantai parangtritis untuk bilas setelah bermain pasir dan juga mengairi kolam
kecil bermain anak-anak. Di Parangtritis ada juga ATV, kereta kuda & kuda
yang dapat disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke barat. selain itu juga
parangtritis sebagai tempat untuk olahraga udara/aeromodeling
d.
Paragraf
argumentasi
Merupakan paragraf yang
mengemukakan suatu alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan.
Contoh paragraf
Kerusakan alam merupakan salah satu
masalah terbesar yang dihadapi oleh umat manusia pada era modern ini. Hampir
setiap hari kita selalu disuguhi berita berbagai macam bencana, seperti banjir,
tanah longsor, kekeringan, dan kebakaran hutan. Bencana alam tersebut memakan
korban nyawa dan harta. Tumbuhan dan hewan tidak berdosa pun menjadi korban.
Peristiwa ini merupakan akibat pola hidup sebagian besar manusia modern yang
tidak ramah lingkungan.
e.
Paragraf
persuasi
Merupakan paragraf yang
bertujuan untuk meyakinkan para pembaca terhadap sesuatu.
Contoh paragraf
Pantai
Parangtritis memang memiki keindahan eksotis yang membuat wisatawan ramai
berkunjung, tetapi juga sering menelan korban. Yang disayangkan, sebagian
masyarakat Indonesia masih saja menganggap peristiwa tersebut berkaitan dengan
hal-hal mistis, yakni dikarenakan Ratu Pantai Selatan meminta tumbal. Padahal,
ada penjelasan ilmiah di balik musibah tersebut. Para praktisi ilmu kebumian
menegaskan bahwa penyebab utama hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai
Parangtritis, Bantul, adalah akibat terseret rip current. Dengan kecepatan
mencapai 80 kilometer per jam, arus balik tidak hanya kuat, tetapi juga
mematikan. Jadi, banyaknya korban tenggelam tidak ada kaitannya sama sekali
dengan anggapan para masyarakat. Ali Susanto, Komandan SAR Pantai Parangtritis,
juga menambahkan bahwa disepanjang Pantai Parangtritis juga banyak terdapat
palung (pusaran air) yang tempatnya selalu berpindah-pindah dan sulit
diprediksi. Kondisi inilah yang sering banyak menimbulkan korban mati
tenggelam. Oleh karena itu, selayaknya warga masyarakat tidak lagi percaya
hal-hal gaib dan bisa mengedepankan penalaran logika atau akal sehat.
3.
Berdasarkan
sudut pandang dan cara penalaran
a.
Paragraf
Deduktif
Merupakan bentuk paragraf
dimana kalimat topik atau gagasan pokoknya terdapat di awal paragraf.
Contoh pragraf
Pemakaian
bahasa Indonesia di seluruh Indonesia dewasa ini belum dapat dikatakan seragam. Perbedaan
dalam struktur kalimat, lagu kalimat, dan ucapan terlihat dengan mudah.
Pemakiaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh
bahasa daerah. Di lingkungan persuratkabaran, radio, dan televisi sudah terjaga
dengan baik. Para pemuka kitapun pada umumnya belum memperlihatkan penggunaan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Fakta-fakta di atas menunjukan bahwa
pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.
b.
Paragraf
Induktif
Merupakan bentuk paragraf
dimana kalimat topik atau gagasan pokoknya terdapat di akhir paragraf.
Contoh paragraf
Lebaran
masih seminggu lagi, tetapi harga sembako seperti beras, gula, minyak, tepung,
telur, dan lain-lain telah naik secara signifikan. Makanan yang biasanya
dikonsumsi dalam merayakan Lebaran seperti roti, sirup, dan lain-lain melonjak
harganya. Bahan pakaian dan pakaian jadi untuk berlebaran, seperti busana
muslimah, baju koko, kopiah, kerudung, sajadah, dan sejenisnya pun tidak
ketinggalan dari kenaikan harga yang cukup tinggi. Kenaikan harga barang-barang selalu terjadi menjelang Lebaran pada
setiap tahun.
c.
Paragraf
deduktif-induktif
Merupakan bentuk paragraf
dimana kalimat topik atau gagasan pokoknya terdapat di awal dan akhir paragraf.
Contoh paragraf
Buku merupakan sarana utama dalam mencari ilmu. Bagaimana
orang bisa mengetahui ilmu dari berbagai belahan dunia. Dari buku pula kita
bisa menambah pengetahuan maupun pengalaman. Jelaslah bahwa buku sangat berpengaruh dalam kehidupan
manusia.
d.
Paragraf
ineratif
Merupakan bentuk paragraf
dimana kalimat topik atau gagasan pokoknya terdapat di tengah paragraf.
Contoh paragraf
Sepulang mudik, mobil Saipul Jamil
mengalami kecelakaan di Tol Padalarang Km 97 arah Jakarta. Malang baginya,
kecelakaan itu menewaskan istri tercintanya, Virginia. Saipul sendiri dan
beberapa penumpang lainnya selamat walau luka-luka. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula, musibah yang dialami Saipul
bak tak ada hentinya. Ia ditetapkan sebagai tersangka atas musibah yang
dialaminya. Padahal, Saipul sudah bersumpah, dia tidak dalam keadaan mengantuk.
Saat peristiwa kecelakaan terjadi, ia dalam kondisi bugar.
e.
Paragraf
tanpa kalimat topik
Contoh paragraf
Enam puluh tahun yang lalu, pagi-pagi tanggal 30 Juni
1908, suatu benda cerah tidak dikenal melayang menyusur lengkungan langit
sambil meninggalkan jejak kehitam-hitaman dengan disaksikan oleh paling sedikit
seribu orang di pelbagai dusun Siberi Tengah. Jam menunjukkan pukul 7 waktu
setempat. Penduduk desa Vanovara melihat benda itu menjadi bola api membentuk
cendawan membubung tinggi ke angkasa, disusul ledakan dahsyat yang menggelegar
bagaikan guntur dan terdengar sampai lebih dari 1000 km jauhnya. (Intisari,
Feb.1996 dalam Keraf, 1980:74)
E. Pengembangan Paragraf
Mengarang itu adalah usaha mengembangkan
beberapa kalimat topik. Dengan demikian, dalam karangan itu kita harus
mengembangkan beberapa paragraf demi paragraf. Oleh karena itu, kita harus
hemat menempatkan kalimat topik, satu kalimat mengandung sebuah kalimat topik.
Paragraf harus diuraikan dan
dikembangkan oleh para penulis atau pengarang dengan variatif. Sebuah karangan
ilmiah bias mengambil salah satu model pengembangan atau bisa pula
mengombinasikan beberapa model sekaligus. Berikut ini setiap model pengembangan
paragraf itu akan dipaparkan maksudnya. (Kunjana, 2009:129)
1.
Pengembangan
Ilmiah
Pengembangan paragraf yang berciri alamiah
didasarkan pada fakta spasial kronologi. Jadi, pengembangan itu harus setia
pada urutan tempat, yakni dari titik tertentu menuju titik yang tertentu pula dalam sebuah dimensi deskripsi. Adapun
yang dimaksud dengan setiap pada urutan waktu adalah bahwa pengembangan itu
harus bermula dari titik waktu tertentu dan berkembang terus sampai pada titik
waktu selanjutnya. Deskripsi objek tertentu, deskripsi data, dongeng, atau
narasi yang lainnya, mengadopsi model pengembangan alamiah yang demikian ini.
Contoh paragraf
Arva membuka pintu kelasnya perlahan- lahan.
Dilihatnya sebuah jendela yang terbuka. Di bawah jendela, tampak sebuah meja
guru yang memakai taplak putih. Di atas taplak putih itu ada sebuah vas bunga
dari kayu. Vas bunga tersebut bergambar beberapa kuntum bunga matahari seperti
bunga yang ada didalamnya.
2.
Pengembangan
Deduksi-Induksi
Pengembangan paragraf dengan model deduksi
dimulai dari sesuatu gagasan yang sifatnya umum dan diikuti dengan
perincian-perincian yang sifatnya khusus dan terperinci. Sebalikmya yang
dimaksud dengan pengembangan paragraf dalam model induksi adalah pengembangan
yang dimulai dari hal-hal yang sifatnya khusus, mendetail, terperinci, menuju
hal-hal yang bersifat umum. Jadi, model-model pengembangan yang disebutkan
terakhir ini sejalan dengan alur berfikir yang pernah disampaikan pada bab
sebelumnya, yaitu berpikir dalam kerangka deduktif, induktif maupun abduktif.
Contoh paragraf
Beberapa
hasil penelitian menunjukkan bahwa teh mempunyai banyak manfaat. Mengonsumsi
teh secara teratur dapat mencegah kanker meskipun tidak terlalu besar. The juga
menguatkan tulang dan mencegahpertumbuhan plak di permukaan gigi sehingga
mencegah gigi berlubang. Tidak hanya memenuhi kebutuhan cairan tubuh seperti
air putih, the juga melawan penyakit jantung.
3.
Pengembangan
Analogi
Pengembangan paragraf secara analogis lazimnya
dimulai dari sesuatu yang sifatnya umum, sesuatu yang banyak dikenal oleh publik,
sesuatu yang banyak dipahami kebenarannya oleh orang dengan sesuatu yang masih
baru, sesuatu yang belum banyak dipahami publik. Dengan cara analogi yang
demikian itu di harapkan orang akan menjadi lebih mudah dalam memahami dan
menangkap maksud dari sesuatu yang hendak disampaikan dalam paragraf itu. Jadi,
tujuan dari analogi itu sesungguhnya adalah untuk memudahkan pemahaman pembaca,
sehingga sesuatu yang masih kabur, masih samar-samar, bahkan mungkin sesuatu
yang sangat sulit, bisa menjadi lebih mudah ditangkap dan gampang dipahami.
Contoh paragraf
Dalam suatu persahabatan
harus terjalin hubungan yang terikat erat dan tidak saling membohongi satu sama
lainnya. Ibaratnya untuk tidak seperti musang berbulu domba.Harus saling
menjaga kepercayaan masing masing.
4.
Pengembangan
Klasifikasi
Paragraf yang dikembangkan dengan mengikuti prinsip
klasifikasi juga akan dapat memudahkan pembaca dalam memahami isinya. Dengan
cara klasifikasi itu, maka tipe-tpe yang sifatnya khusus atau spesifik akan
dapat ditemukan. Sesuatu yang sifatnya kolosal, sangat besar, sangat umum akan
bisa sangat sulit untuk dapat dipahami oleh pembaca jika tidak ditipekan atau
diklasifikasikan terlebih dahulu. Paragraf yang dikembangkan dengan cara yang
demikian ini akan sangat memudahkan pembaca karena kelas-kelasnya jelas, tipe-tipenya
juga sangat jelas, pengkelasan atau penipean itu dapat dilakukan dengan
bermacam-maacam cara, mungkin berdasarkan kesamaan karakternya, kesamaan
bentuknya, kesamaan cirri dan sifatnya, dan selanjutnya.
Contoh paragraf
Enam puluh tahun yang lalu, pagi-pagi tanggal 30 Juni
1908, suatu benda cerah tidak dikenal melayang menyusur lengkungan langit
sambil meninggalkan jejak kehitam-hitaman dengan disaksikan oleh paling sedikit
seribu orang di pelbagai dusun Siberi Tengah. Jam menunjukkan pukul 7 waktu
setempat. Penduduk desa Vanovara melihat benda itu menjadi bola api membentuk
cendawan membubung tinggi ke angkasa, disusul ledakan dahsyat yang menggelegar
bagaikan guntur dan terdengar sampai lebih dari 1000 km jauhnya. (Intisari,
Feb.1996 dalam Keraf, 1980:7
5.
Pengembangan
Komparatif dan Kontrastif
Sebuah paragraf
dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan dengan cara diperbandingkan
dimensi-dimensi kesamaannya. Kesamaan itu bisa cirinya, karakternya, tujuannya,
bentuknya dan seterusnya. Pembandingan yang dilakukan dengan cara mencermati
dimensi-dimensi kesamaannya untuk mengembangkan paragraf yang demikian ini
dapat disebut dengan model pengembangan komperatif. Sebaliknya perbandingan
yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi perbedaannya dapat
disebut dengan perbandingan kotrastif.
Contoh paragraf
Pemerintah
telah menyediakan listrik dengan tarif yang murah. Setiap orang dapat menjadi
pelanggan dengan tidak banyak mengeluarkan biaya. Berbeda halnya dengan
petromaks. Meskipun sama-sama membutuhkan bahan bakar, tetapi energi yang
dihasilkan petromaks sangat kecil jika dibandingkan dengan pembangkit listrik
biasa. Petromaks hanya digunakan di desa-desa, sedangkan listrik terdapat di
kota-kota.
6.
Pengembangan
Sebab-Akibat
Sebuah paragraf
dapat dikembangkan dengan model sebab-akibat atau sebaliknya akibat-sebab.
Pengembangan paragraf dengan cara demikian ini juga lazim disebut sebagai
pengembangan yang sifatnya rasional. Dikatakan sebagai pengembangan nyang
sifatnya rasional karena lazimnya orang berfikir berawal berawal dari
sebab-sebab dan bermuara kepada akibat-akibat. Atau sebaliknya dapat juga
pengembangan itu berangkat dari akibat-akibat terlebih dahulu,n kemudian
beranjak kepada sebab-sebabnya. Karya-karya ilmiah yang lazim menggunakan model
pengembangan paragraf yang disebutkan terakhir ini.
Contoh paragraf
Seharusnya
Negara kita, Indonesia bisa dan harusnya lebih maju di bandingkan negara-negara
lain di Asia tenggara dalam bidang sepakbola. Padahal kita memiliki kualitas pemain
yang tak kalah bagusnya dari Negara lain. Akibatnya kita masih kalah dengan
Thailand yang padahal liga sepakbola lokalnya kalah jauh dari Negara kita. Oleh
karena itu kita perlu mengoreksi diri demi memajukkan sepakbola kita.
7.
Pengembangan
Klimaks-Antiklimaks
Paragraf dapat
dikembangkan pula dari puncak-puncak peristiwa yang sifatnya kecil-kecil dan
beranjak besar terus maju kedalam puncak peristiwa yang paling besar atau
paling besar atau paling optimal, kemudian berhenti di puncak yang paling optimal
tersebut. Akan tetapi, adapula paragraf yang pengembangannya masih diteruskan
ke dalam tahapan penyelesain selanjutnya, yaitu antiklimaks. Model pengembangan
paragraf yang disebutkan terakhir ini sangat tidak lazim ditemukan di dalam
karya ilmiah. Kebanyakan narasi atau cerita serta dongeng-dongeng pengantar
tidur menerapkan model pengembangan paragraf yang demikian ini.
Contoh paragraf
Komputer selalu mengalami perkembangan yang
significant dari generasi ke generasi, penemuan-penemuan dari para ahli adalah
salah satu fator munculnya teknologi masa depan tersebut. Komputer generasi
pertama memiliki ukuran yang sangat besar dan selain itu belum memiliki fungsi
lain selain untuk mengetik.Pada tahun 1948 adalah perkembangan komputer
generasi kedua yang di tandai dengan pengecilan ukuran komputer. Pertumbuhan
komputer generasi ketiga pada tahun 1958 yang membuat komputer semakin
bersahabat dan nyaman di gunakan karena selain ukurannya yang semakin mengecil
juga di ikuti dengan penemuan sofware-sofware dari beberapa perusahaan
komputer. Dan pada tahun 1980, tepatnya perkembangan generasi komputer keempat
di temukan sebuah chip yang mampu mewakili ratusan komponen penting komputer
yang membuat komputer semakin kecil dan canggih, di abad inilah juga komputer di
desain untuk keperluan komersial sehingga terjangkau untuk semua pihak.
Perkembangan komputer generasi kelima (
komputer masa depan) adalah teknologi yang sedang kita nikmati sekarang, dimana
komputer berfungsi di berbagai bidang, seperti bisnis, kesehtan, pendidikan dan
sebagainya . dan komputer dapat berada di genggaman. Bahkan perusahaan Apple
sudah meluncurkan Tablet yang merupakan pencetus teknologi masa depan
8.
Pengembangan
dengan cara contoh dan definisi
Dengan
mengemukakan contoh-contoh dari apa yang dimaksud oleh paragraf bisa dijadikan
salah satu cara untuk mengembangkan sebuah paragraf dan juga mendefinisikan
suatu istilah juga termasuk salah satu cara dalam pengembangan paragraf.
Contoh paragraf
pola pengembangan definisi
Adik saya
seorang gamer. Gamer itu sendiri adalah pemain game, atau bisa di bilang maniak
nge-game. Jadi gamer itu merupakan orang yang selalu atau senang memainkan game
di komputer atau playstation sejenisnya.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Paragraf adalah
seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat
dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam
membentuk gagasan atau topik tersebut, sebuah paragraf memiliki
struktur-struktur yang berhubungan dengan topik dari suatu paragraf tersebut
dapat dibedakan menjadi lima kelompok yaitu paragraf deduktif, induktif,
deduktif-induktif, topiknya di tengah paragraf, dan tersirat. Sebuah paragraf
yang baik harus memenuhui syarat-syarat tertentu yaitu, kesatuan paragraf, keterpaduan,
konsistensi sudut pandang, ketuntasan , dan keruntutan. Paragraf dibagi
beberapa jenis menurut fungsinya, yaitu paragraf pembuka, paragraf isi dan paragraf
penutup dan paragraf lainnya. Dalam mengembangkan sebuah paragraf sangat banya
cara yang bisa dilakukan yaitu, Pengembangan ilmiah, pengembangan
deduksi-induksi, pengembangan analogi, pengembangan klasifikasi, pengembangan
komparatif dan kontrastif, pengembangan sebab-akibat, pengembangan
klimaks-antiklimaks, pengembangan dengan cara contoh dan definisi. Banyak
sekali pembagian serta pembelajaran dari paragraf namun kita perlu menyaring
dari karya-karya yang menjelaskan tentang paragraf agar kita dapat memahami
dengan jelas hakikat dari sebuah paragraf.
B.
Saran
Setelah membaca makalah ini banyak informasi dan
pembelajaran yang dapat kita ambil untuk dapat menerapkan dalam lingkungan
masing-masing, saran kami sebagai penulis makalah ini aadalah, bagi siswa/i
sekolah menengah atas/kejuruan, sekolah menengah pertama, dan sekolah dasar
agar dapat menerapkan kaedah penulisan dan pemaknaan paragraf yang benar,
kemudian kepada para mahasiswa kami menyarankan agar dapat mempraktekkan ilmu paragraf
ini terutama bagi mahasiswa yang mempunyai bakat menjadi seorang penulis,
wartawan dan profesi lainnya yang berhubungan dengan tulis menulis yang
mengikuti kaedah penulisann paragraf, dan terakhir penulis sampaikan saran pula
kepada para pengajar baik guru maupun dosen agar dapat membimbing siswa/i, dan
mahasiswa/i untuk dapat memahami, membuat paragraf dengan baik dan benar sesuai
kaedah penulisan yang berlaku.